Sekolah harus dapat menjadi tempat untuk
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal sehingga dapat bermanfaat
dalam kehidupan bermasyarakat. Hal
ini sesuai dengan UU no 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Bab II pasal 3.
Pada tahun 2010
TV One mengabarkan sebanyak 10.800 siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan
sederajat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dinyatakan tidak lulus Ujian
Nasional (UN) utama 2010. Jumlah siswa yang dinyatakan tidak lulus UN utama
tersebut mencapai 21,98 persen dari total peserta UN SMP yaitu sebanyak 49.126
siswa dengan data sebagai berikut.
Tabel 1. Data kelulusan siswa SMP/sederajat
se-DIY
No
|
Kabupaten/kota
|
Peserta
|
Tidak lulus
|
Persentase tidak lulus
|
1
|
Sleman
|
12.490
|
3007
|
24,08%
|
2
|
Yogyakarta
|
8.181
|
1.763
|
21,55%
|
3
|
Kulon progo
|
6.510
|
1.391
|
21,36%
|
4
|
Gunung kidul
|
10.559
|
2.237
|
21,18%
|
5
|
Bantul
|
11.386
|
2.402
|
21,10%
|
(sumber:http://nusantara.tvone.co.id/berita/view/38446/2010/05/06/astaga_10800_siswa_smp_yogyakarta_tak_lulus_un/)
Dari data tersebut sebanyak 5.957 siswa memiliki nilai kurang dari 4,25
untuk mata pelajaran Matematika bahkan 1.678 diantaranya nilainya kurang dari
3.
Hal tersebut
menjadi keprihatinan kita ternyata matematika merupakan sebuah masalah yang
menyebabkan banyaknya yang tidak lulus di SMP di DIY. Sebagai mata
pelajaran yang mempunyai fungsi komunikasi, matematika dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari serta dapat juga digunakan untuk melayani berbagai
disiplin ilmu, antara lain fisika, kimia dan ekonomi. Dengan mempelajari
matematika siswa diharapkan dapat mempunyai kemampuan yang cukup handal untuk menghadapi
berbagai macam masalah yang timbul di dalam kehidupan nyata. Tujuan mempelajari
matematika di sekolah adalah untuk memberikan tekanan pada penataan nalar dan
pembentukan sikap siswa serta juga memberi tekanan pada keterampilan dalam
penerapan matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar